Asal Kambing Etawa

kambing etawa

Para Pembaca yang budiman, kali ini kami ingin menjawab beberapa pertanyaan dari Penelpon kami tentang kambing etawa. Mereka ingin tahu lebih jauh tentang kambing etawa. Pertanyaan mereka seperti ini; “Dari mana asal kambing etawa ?”. Dan bersama ini kami akan mencoba menjelaskan pertanyaan tersebut

Kambing Etawa berasal dari India. Namun di India namanya bukanlah kambing etawa, melainkan kambing Jamnapari. Jamnapari adalah kambing yang sangat terkenal di India sebagai kambing perah terbaik. Tempat asalnya disebut “Pari” yang berarti anggun. Karena kambing ini memiliki penampilan yang menarik dengan badannya yang tinggi, lehernya panjang, langkahnya anggun, dan wajahnya yang selalu tersenyum. daerah asalnya adalah Cakarnagar, Negara Bagian Utara Prades. Sedangkan habitatnya di sepanjang daratan antara sungai Jamuna dan Sungai Cambal. Terdapat pula di sepanjang sungai Kwari di Districk Bhind, negara bagian Madya Prades yang berada di sebelah timur kota Delhi (dekat Taj Mahal). Jamnapari sendiri mempunyai arti Keanggunan Jamuna.

jamnapari telah lama beradaptasi dengan habitatnya tersebut yang sangat subur dan banyak tumbuh tanaman nan hijau. akibatnya dia tidak mampu hidup di tempat lain, sehingga Jamnapari tidak bisa di temukan di daerah lain. Habitat mereka terbentang antara Districk Etawah ke arah tiur menyeberangi sungai Jamuna seluas lebih dari 85.000 hektar. Keadaan tanahnya berlembah dan berjurang dengan kedalaman antara 5 meter sampai dengan 30 meter. Pada musim panas suhu udara bisa mencapai 120F, dan pada musin dingin mencapai 25F dengan curah hujan 30 inchi.

Lembah-lembah tersebut ditutupi padatnya tanaman hijau yang sangat subur, antara lain: bajara, Gram, Plum, Babool, akasia, Hingota, Cobgkra, dan arhar. Dan semua tumbuhan tersebut sangat tergantung pada curah hujan, karena tidak ada saluran irigasi di sana.

Warna utama Jamnapari yang sangat didambakan adalah Putih Bersih. Bulunya pendek, kecuali pada bagian paha dan kaki belakang yang berbulu panjang. Hidungnya melengkung atau bengkok. Tanduknya menjulang ke atas. Jamnapari dewasa panjang tanduknya bisa mencapai 25 m. Telinganya terjuntai panjang. Lehernya panjang dan kuat, dan selalu tegak lurus. Punggungnya melengkung ke bawah dan sangat kuat. Ekornya pendek, seperti ekor kelinci, dan selalu berdiri ke atas. Kombinasi tampilan tersebut membuat Jamnapari betul-betul nampak sangat anggun.

Telinganya yang menjuntai panjang kebawah merupakan ciri yang sangat unik dan menjadi dasar perilakunya yang nampak sangat aneh. Pada anak Jamnapari yang baru berumur sekitar enam bulan, telinganya bisa mencapai 20 cm, sedangkan pada Jamnapari deawasa bisa mencapai 30 cm. Sehingga telinganya selalu jauh lebih panjang dari pada panjang wajahnya. Pada saat kepala kambing ini menunduk, maka telinganya akan menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum mulutnya menyentuh tanah. Bahkan telingan yang panjang tersebut juga akan menutupi kedua belah matanya saat menunduk untuk menggigit rumput yang berada di tanah.

Rahang atas jamnapari selalu lebih pendek dari pada rahang bawahnya. Hal ini juga menjadi ciri utama Jamnapari, yang juga mempersulit bahkan tidak mungkin dirinya memakan rumput yang pendek di tanah. Hal ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi Jamnapari, sehingga dengan sendirinya Jamnapari lebih merasa nyaman untuk memakan ujung rumput yang tinggi, dedaunan di semak-semak, atau bahkan dedaunan yang tumbuh tinggi.

Jamnapari yang dipelihara oleh masyarakat setempat umumnya pada pagi hari diberi pakan yang berupa campuran berbagai bijian dan hijauan, kemudian dilepas untuk merumput sepanjang hari. Betina yang hamil tidak diijinkan keluar kandang untuk merumput. Mereka tetap tinggal dikandang dan diberi makanan special untuk kambing hamil yang terdiri dari Bajra, Barley, Jowar, dan gandum. Sedangkan anakan jamnapari dibiarkan menyusu pada induknya sampai dengan usia tiga bulan. Induk yang menyusui juga mendapat ransum makanan yang special agar susunya membesar montok sehingga produksi susunya melimpah. Pada saat lahir berat kambing jamnapari yang betina sekitar 3 kg, enam bulan kemudian beratnya mencapai 15 kg, dan setahun kemudian beratnya mencapai 30 kg. Sedangkan yang jantan saat lahir beratnya sama dengan betina yaitu sekitar 3 kg, namun laju pertumbuhan beratnya sangat cepat yaitu 1 kg / minggu sampai dengan usia 3 bulan, kemudian 1 kg/ sepuluh hari. Pejantan Jamnapari bisa mencapai berat lebih dari 40 kg pada usia setahun.

Bagaimana Jamnapari Masuk ke Indonesia ?

Orang asing yang pertama kali membawa Jamnapari keluar dari daratan India adalah bangasa Inggris yang menjajah daratan India pada jaman dahulu. jamnapari di bawa ke daratan Eropa, kemudian dikawinsilangkan dengan beberapa kambing lokal Inggris yang sekarang sangat populer dengan sebutan Anglo Nubian.

Dari daratan Eropa inilah Jamnapari kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia, bersamaan dengan menyebarnya kapal dagang bangsa-bangsa Eropa yang berlayar dan berniaga keseluruh penjuru dunia. Di Amerika, Jamnapari diakui sebagai nenek moyangnya kambing American Nubian, yang terkenal banyak susunya.

pada jaman kompeni dulu, kapal dagangnya VOC jika berlayar ke daratan Indonesia selalu datang dalam keadaan kosong ruang kargonya. Ruang kargo yang kosong ini akan diisi rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, untuk kemudian dibawa ke daratan Eropa.

Pada suatu pelayaran kapal dagang VOC dari negara Belanda menuju Pulau Jawa di Indonesia, ada sepasang Suami Istri penumpang bangsa belanda. Mereka adalah pejabat perkebunan dari Belanda yang akan ditugaskan di Pulau Jawa sebagi pengawas perkebunan yang biasa disebut Tuan Amtenar atau Juragan Kontrol. Mengrtahui kekosongan ruang kargo di kapal tersebut, maka pasangan tersebut membawa beberapa pasang Kambing Jamnapari peliharaan mereka yang sangat disayangi yang tidak ingin ditinggalkan di Belanda. Sehingga mereka bawa untuk dipelihara di tempat tugasnya yang baru yaitu di Pulau Jawa, tepatnya di perkebunan yang berada di Jawa Tengah.

Pasangan tersebut selalu kambing peliharaannya sebagai kambing asal Etawah, dan selalu memperkenalkan kambing kepada masyarakat di Jawa Tengah sebagai kambing Etawah, dan masyarakat Jawa Tengah menyebutnya dengan Kambing Etawa tanpa bunyi huruf H.

seiring berjalannya waktu dan untuk menjaga polpulasi kambing jamnapari, maka kambing Jamnapari dikawinkan dengan kambing-kambing lokal. Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan sebutan Peranakan Etawa (Kambing PE).

Demikian kiranya sejarah singkat Kambing Etawa yang berasal dari keturunan kambing Jamnapari dari India. Semoga menambah wawasan kita semua tentang Asal usul Kambing Etawa. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan